بسم الله الرحمن الرحيم
Bila dilihat dari angkasa, atau dari bulan. Ternyata Gunung Everest bukan menjadi titik tertinggi di dunia. Chimborazo di Ecuador jawabannya.
Seperti kita tahu, Gunung Everest di Himalaya dengan ketinggian 8.818 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan puncak tertinggi yang ada di bumi. Namun, bila kita melihatnya dari angkasa, predikat gunung tertinggi tersebut jadi berubah arah.
Masalahnya begini, bumi ternyata tak sepenuhnya bulat. Kaum matematikawan menyebut fenomena ini oblate spheroid, yang kira-kira berarti gelembung di seputar khatulistiwa. Karena pepatan berat di kutub, bumi menjadi mirip bola yang ditekan dua sisi. Jadi orang-orang yang tinggal di garis khatulistiwa, sebenarnya sudah berdiri lebih “tinggi”, daripada pulau lain. Ini berarti pula, lebih dekat ke angkasa, daripada orang-orang yang tidak tinggal di dekat gelembung khatulistiwa.
Negara-negara seperti Ekuador, Kenya, dan Indonesia terbilang paling mendekati bulan dengan teori ini. Kalau dihitung, orang-orang di khatulistiwa berada lebih dekat 13 mil ke angkasa, daripada orang-orang yang tinggal di kutub utara atau selatan.
Lalu kalau begitu, puncak tertinggi di mana yang paling dekat dengan angkasa di garis khatulistiwa tersebut. Paling tidak ada tiga gunung tinggi di wilayah ini. Gunung Kenya di Kenya, gunung Kilimanjaro di Tanzania dan deretan gunung salju di Andes. Dus, kalau kita mendaki salah satu gunung itu saja, berarti kita berada lebih dekat ke angkasa dan bulan, ketimbang mendaki Everest.
Joseph Senne, seorang insinyur yang juga surveyor, pernah mengkalkulasi berapa jauh sisa jarak dari deretan gunung khatulistiwa tersebut ke angkasa, khususnya bulan. Joseph dalam melakukan analisa tersebut, kemudian juga dibantu Neil deGresse Tyson, pengarang buku ilmu pengetahuan. Beberapa karyanya banyak mengupas mengenai sains dan kosmos. Buku-bukunya yang terkenal adalah Death by Black Hole, dan Other Cosmic Quandaries.
Sebetulnya hal ini sudah menjadi pengetahuan umum pada masa abad 18. Ketika Everest masih belum diketahui surveyor Britania, Chimborazo dianggap gunung tertinggi. Dan ketika telah ditemukan pun kenyataan cembungnya bagian katulistiwa telah dikemukan oleh geograf terkemuka Jerman abad 18, von Humboldt.
“Ketika kami selesai menghitung,” lanjut Joseph, “Kami pikir kami telah menemukan sebuah titik baru di dunia yang terdekat ke bulan dan angkasa luar,” tuturnya, kepada Robert Krulwich, reporter radio nasional publik (NPR)-AS, akhir minggu lalu.
Jawabannya adalah gunung Chimborazo di Ecuador. Gunung Chimborazo merupakan gunung di dataran tinggi Andes. Yang menurut ukuran Joseph, ternyata memiliki tinggi 1,5 mil lebih dekat ke angkasa dibandingkan Everest.
Namun tetap saja, kalau melihat titik tertinggi dari patokan garis laut, Everest tetap menjadi rajanya. Namun bila kita berdiri di bulan, dan mencari titik terdekat yang ada dibumi. Puncak Chimborazo, jawabannya.
ni pict nya :
Seperti kita tahu, Gunung Everest di Himalaya dengan ketinggian 8.818 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan puncak tertinggi yang ada di bumi. Namun, bila kita melihatnya dari angkasa, predikat gunung tertinggi tersebut jadi berubah arah.
Masalahnya begini, bumi ternyata tak sepenuhnya bulat. Kaum matematikawan menyebut fenomena ini oblate spheroid, yang kira-kira berarti gelembung di seputar khatulistiwa. Karena pepatan berat di kutub, bumi menjadi mirip bola yang ditekan dua sisi. Jadi orang-orang yang tinggal di garis khatulistiwa, sebenarnya sudah berdiri lebih “tinggi”, daripada pulau lain. Ini berarti pula, lebih dekat ke angkasa, daripada orang-orang yang tidak tinggal di dekat gelembung khatulistiwa.
Negara-negara seperti Ekuador, Kenya, dan Indonesia terbilang paling mendekati bulan dengan teori ini. Kalau dihitung, orang-orang di khatulistiwa berada lebih dekat 13 mil ke angkasa, daripada orang-orang yang tinggal di kutub utara atau selatan.
Lalu kalau begitu, puncak tertinggi di mana yang paling dekat dengan angkasa di garis khatulistiwa tersebut. Paling tidak ada tiga gunung tinggi di wilayah ini. Gunung Kenya di Kenya, gunung Kilimanjaro di Tanzania dan deretan gunung salju di Andes. Dus, kalau kita mendaki salah satu gunung itu saja, berarti kita berada lebih dekat ke angkasa dan bulan, ketimbang mendaki Everest.
Joseph Senne, seorang insinyur yang juga surveyor, pernah mengkalkulasi berapa jauh sisa jarak dari deretan gunung khatulistiwa tersebut ke angkasa, khususnya bulan. Joseph dalam melakukan analisa tersebut, kemudian juga dibantu Neil deGresse Tyson, pengarang buku ilmu pengetahuan. Beberapa karyanya banyak mengupas mengenai sains dan kosmos. Buku-bukunya yang terkenal adalah Death by Black Hole, dan Other Cosmic Quandaries.
Sebetulnya hal ini sudah menjadi pengetahuan umum pada masa abad 18. Ketika Everest masih belum diketahui surveyor Britania, Chimborazo dianggap gunung tertinggi. Dan ketika telah ditemukan pun kenyataan cembungnya bagian katulistiwa telah dikemukan oleh geograf terkemuka Jerman abad 18, von Humboldt.
“Ketika kami selesai menghitung,” lanjut Joseph, “Kami pikir kami telah menemukan sebuah titik baru di dunia yang terdekat ke bulan dan angkasa luar,” tuturnya, kepada Robert Krulwich, reporter radio nasional publik (NPR)-AS, akhir minggu lalu.
Jawabannya adalah gunung Chimborazo di Ecuador. Gunung Chimborazo merupakan gunung di dataran tinggi Andes. Yang menurut ukuran Joseph, ternyata memiliki tinggi 1,5 mil lebih dekat ke angkasa dibandingkan Everest.
Namun tetap saja, kalau melihat titik tertinggi dari patokan garis laut, Everest tetap menjadi rajanya. Namun bila kita berdiri di bulan, dan mencari titik terdekat yang ada dibumi. Puncak Chimborazo, jawabannya.
ni pict nya :